Harapan Kosong By :Bahrin Al Amin



tuli-tulit!!!” “tulit-tulit!!!” aku terbangun dengan kagetkarena bunyi HP jadulku ini.
“siapa pagi-pagi SMS ini???” pikirku dalam hati. Ternyata setelah aku lihat, wow ternyata SMS dari Si Dia. Tumben dia SMS pagi-pagi gini ada apa ya.
Memang dari dulu kayaknya aku ada rasa sama dia.
“emon nanti kalau berangkat sekolah aku jemput iya?? Soalnya aku agak nggak enak badan.” SMS dari Si Dia.

          Waduh mimpi apa aku semalam. Apakah ini musibah?? Atau mungkin barokah??
“iya gampang nanti aku jemput deh” bales SMS ku singkat.
          Aku pun mencoba untuk bangun dari tempat tidur ini karena takut kesiangan, tetapi tidak tahu kenapa badan ini gak mau ninggalin kamar tercinta ini. Kamar yang tidak terlalu luas dan cukup untuk tempat istirahat , baunya yang khas tidak wangi dan juga tidak bau, buku-buku berserakan di mana-mana, baju-baju bekas yang ada di belakang pintu dengan bau khas mereka masing-masing, dan sebuah kasur peninggalan kakekku dulu, kasur yang setiap kali kalau di tiduri akan mengeluarkan suara.
          Dengan penuh paksaan aku mencoba untuk bangun dari tempat tidur ini, kalau tidak bisa-bisa akan terjadi perang dunia III.
“Duak-duak” suara pintu digebrak.
Pasti ibuku ini, baru saja aku mikir akan tejadi perang , eh ternyata kejadian juga.
“emon cepat bangun nak..sudah siang itu lho...!!!!” suara ibu terdengar keras di balik pintu itu.
Memang ibuku ini seenaknya aja kalau bangunin orang tidur tetapi orangnya juga sangat penyayang kepada aku dan kakakku.
          Aku pun banngun dari tempat tidur ini dan pergi ke kamar mandi.
“Mau mandi kok dingin banget iya?? Brrrr” gumamku.
Setelah selesai mandi cepat-cepat berseragam dan tak lupa memakai parfum biar wangi. Setelah selesai berseragam langsung saja aku menuju ke belakang untuk mengeluarkan sepeda motor ku yang setiap hari menemani aku berangkat sekolah.
          Tapi untuk hari ini kayaknya gak cuma ditemenin sepeda motor saja nih, tapi ditemenin Si Dia juga. Setelah aku kira semuanya sudah siap saatnya untuk pamit ke ibu.
“Bu pamit dulu iya.....” kataku sambil bersalaman.
“Lho gak sarapan dulu mon..???” tanya ibuku.
“Nggak usah dah bu, lagi keburu assalammualaikum..” sahutku.
          Pukul 06:15 WIB waktunya berangkat sekolah. Memang aku kalau berangkat sekolah agak pagi karena jarak rumah dan sekolah kira-kira 13 KM
“Pagi yang cerah...” pikirku
Jalanan yang tidak terlalu ramai hanya anak-anak sekolah dan para petani yang pergi ke sawah untuk mencari nafkah lalu lalang di jalanan, sinar matahari yang menembus pepohonan dan kicauan burung-burung liar di sepanjang jalan membuat suasana semakin segar.
          10 menit pun berlalu , tibalah aku di depan rumah Si Dia, alangkah kagetnya aku melihat Si Dia meskipun katanya lagi nggak enak badan tetapi senyumnya terus melekat di wajahnya yang manis itu, dengan postur tubuh yang nggak terlalu tinggi amat, rambutnya yang ikal panjang tambah melengkapi kecantikan di wajahnya, warna kulit yang kuning langsat dan bola mata yang agak kebiru-biruan, meskipun ada sedikit jerawat di wajahnya yang bagiku membuat Si Dia tambah kelihatan unyu-unyu.
“Hy Emon.......” sapanya kepadaku yang membuat aku bergetar.
          Jarang-jarang lho pagi-pagi di sapa cewek seperti Si Dia.
“Hy juga....” jawabku singkat.
“Ayo berangkat...”
Kami pun berangkat ke sekolah bersama, hanya sepeda motor inilah yang menjadi saksi bisu kebersamaan kami pada pagi ini.
“Lho lewat mana...??” tiba-tiba suaranya menjelma di pinggir telingaku.
“Memang biasanya nggak lewat sini tha??” balasku.
“Nggak usah, lewat ke kanan aja, lewat sawah aja biar cepet...”
          Hah lewat sawah ??? wah tambah romantis aja nih, memang beda rasanya berangkat sekolah sendirian daripada di temenin cewek, apalagi berangkatnya lewat jalan pinggir sawah. Udaranya yang sangaat segar, hanya warna-warna hijau pohon dan rumput yang tersajikan di depan kami, terpaan sinar matahari mengenai sungai-sungai kecil di sepanjang sawah menambah semakin lengkap saja pemandangan di depan kami.
         

20 menit kemudian sampailah kami di sekolah, kandaslah kebersamaan barusan sebenarnya terlalu cepat untuk di akhiri. Aku pun menuju ke kelas sambil memikirkan kejadian barusan, di tengah pelajaran juga gitu aku tidak bisa konsen hingga siang hari.
“Tet-tet...!!!!!!” bunyi bel tanda pulang.
Hah selesai juga tugasku menempa ilmu di SMAN 1 Kencong.
          Sesampai di rumah aku pun langsung tidur di kamar tanpa mengganti baju seragam sekolahku terlebih dahulu. Tidak terasa sudah jam 4, hampir 2 jam aku tidur. Setelah itu aku mandi dan melakukan aktivitas seperti biasa.
          Hari kedua.
“tulit-tulit....tulit-tulit...!!!!!” bunyi HP jadul ku lagi.
Ternyata Si Dia lagi minta jemput lagi karena masih nggak enak badan. Dengan penuh semangat aku pergi mandi dan bersiap-siap untuk berangkat.
          Sesampai di rumah Si Dia seperti biasa Dia tetap kelihatan manis dan unyu-unyu. Setelah sampai di sekolah aku tetap saj seperti hari kemarin terus saja memikirkan Si Dia.
“Apakah aku sedang Falling In Love iya..??” fikirku.
“heh jangan ngelamun aja, ntar kesambet lho...” suara dedy sambil memukul pungguku, jelas saja aku kaget
“Emang kenapa kalau aku ngelamun????”
“Iya nggak apa-apa sih”
“Lha iya.....”
“Emang kamu lagi ngelamunin apaan sih..??? jangan-jangan lagi ngelamunin yang gituan iya..”
“ihhh nggak iya...aku nggak pernah ngelamunin yang kayak gitu..”
“Emang kamu lagi mikirin siapa sih,.??”
“Ada deh..”
“Ayolah sama sahabat sendiri aja kayak gitu..”
“Nggak ah males aku mau cerita ke kamu..”
“Ya udah kalau gitu ...”
          Sesampai di rumah aku pun tidak bisa kalau tidak memikirkan Dia, mau makan ingat dia, mau mandi ingat dia, mau tidur ingat dia, “apakah aku benar-benar jatuh cinta iya??” fikirku
          Hari ketiga, hari ini aku bangun agak pagi. Nggak tau kenapa tumben hari ini aku bisa bangun klebih pagi dari biasanya. “ tapi kayaknya hari ini ada yang berbeda.” Gumamku
Benar saja berbeda karena pagi ini Si Dia nggak SMS aku. Berarti dia berangkat sekolah sendiri tuh.
          Tuhan memang adil, sesampai di sekolah kami pun bertemu di tempat parkir
“Tambah unyu-unyu aja ni cewek..”fikirku
          Hampir setiap hari aku memikirkan Dia, nggak siang bolong, nggak malem, nggak pagi nggak sore tetap ingat Dia.
          Tapi pada suatu hari, pada waktu istirahat dedy mengajak aku pergi ke kantin bersama. Suasana kantin yang sangat ramai membuat kami berdesak-desakan untuk menemukan tempat duduk, ibu penjaga kantin pun bingung melayani pesanan temen-teman. Selang beberapa menit, akhirnya kami pun mendapatkan tempat duduk.
       

Dedy memesan minuman dam makanan, sambil kami ngomong ngalur-ngidul. Tiba-tiba aku merasa ada yang memperhatikan ku  sejak tadi. Benar saja ternyata di seberang meja sana ada Dia, Dia tersenyum kepadaku, aku pun membalasnya senyumnya.
          Tapi setelah itu ku lihat ada cowok yang menghampiri Dia, bak di samber petir aku terdiam dan bengong melihat cowok itu cipika-cipiki dengan Dia.
“siapa cowok itu....??” tanya ku kepada dedy
“lho kamu nggak tau..?? cowok itu pacarnya”
“Ah yang benar kamu ded..?>”
“Iya aku nggak bohong..”
“hah..pacarnya Si Dia.  Habislah sudah harapanku, andai saja aku yang jadi cowok itu....” gumamku dalam hati.




0 komentar:

Posting Komentar